Tak asing di
telinga kita pastinya, yah berbagi. Dengan kata dasar “bagi” dan mendapatkan
imbuhan “ber” ini memiliki banyak sekali
pemahaman yang ketika kata tersebut digerakkan oleh salah satu organ tubuh
bernama hati, the different taste will
be gotten.
Berbagi itu
bisa dilakukan oleh siapa saja, all of people. Tanpa pandang bulu siapa mereka,
mau yang cantik, ganteng, jelek, kaya, miskin, pintar, bodoh, apalagi antara
orang mancung atau pesek :D. pun tak perlu dengan hal yang terlalu muluk –
muluk. Berbagi itu adalah hal sangat sederhana, yang bisa menerjemahkan curahan
benak jiwa kepada orang lain tanpa harus berkata. Sederhana? Iya sangat
sederhana. Karena hanya dengan memberikan senyuman tulus dari hati, kita bisa
berbagi kebahagian dengan siapa saja yang kita kehendaki. Tapi ingat, harus
dengan ketulusan. Kenapa? Karena ketulusan itu datangnya dari hati. segala
sesuatu yang datangnya dari hati pasti akan sampai ke hati [pula]. Indah memang
karena tujuan berbagi adalah untuk mendapatkan kebahagiaan dan ketentraman.
Dimanakah ketentraman itu berada? Di dalam hati siapapun yang menginginkannya,
so siapapun yang ingin mendapatkan ketentraman dan kedamaian lakukanlah semua
hal yang ada di kehidupan ini menggunakan hati.
Kebahagiaan
itu bisa dikatakan sebuah candu. Kenapa bisa dibilang candu? Jawabanya simple
saja sebenarnya. Siapa sih di dunia ini yang tidak mau hidup bahagia? Great
answer right? :)
Nah karena
berbagi adalah salah satu dari sekian ribu cara untuk mendapatkan kebahagiaan
maka berbagi juga bisa menimbulkan candu. Seperti halnya nikotin, tar dan teman
– temanya. Awalnya berbagi hanya lewat senyuman, karena merasa kurang puas
terus meningkta lewat materi, terus meningkat lewat aksi, terus dan terus
meningkat.
Berbagi juga
merupakan ladang pahala yang saya yakin setiap agama mengajarkanya. So
orientasinya itu nan jauh ke depan. Banyak hal yang akan kita dapatkan dari
berbagi. Anda ingin merasakan apa saja hal itu? Ayoo segera erbagi dengan hati.
dan rasakan sensasinya.
Hanya sekadar
ingin berbagi rasa, tiada niat untuk meriakkan diri.
FRH, 14
Agustus 2014 07.45 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar