Jumat, 20 Juli 2012

diatas kertas anganku [gak ada endingnya]


Diatas kertas anganku
Kukkuruyuk... suara si ajik terdengar begitu sumbang pagi ini. Yah ajik adalah ayam jago kesayangan ayahku. Hingga akupun merasa risih mendengarnya. Lantas akupun bergegas bangun dari atas badcover tempat aku tidur setiap hari. Kupakai sendal mickymouse kesayanganku sebagai alas kaki buat aku berjalan menuju kamar mandi. Lantas akupun masuk ke kamar mandi untuk mandi.
“mah.. ambilin handuk fifi dijemuran luar..” kataku berteriak
“ ia nak.. bentar.., kamu itu selalu saja seperti itu” sahut mamaku agak sedikit kesal
Setelah selesai mandi akupun segera mengenakan baju seragam. Atas putih dengan bawahan rok merah panjang lengkap dengan dasi dan topi.
“mang, sepeda fifi udah siap?” tanyaku pada mamang Asep. Mamang asep adalah tukang kebun yang memang sudah lama bekerja dirumahku.
“ia neng.. ini sudah mamang siapkan” jawab mang Asep.
Yah.. dengan sepeda inilah aku berangkat ke sekolah, karena memang letak sekolahku tak jauh dari sekolah. Kira-kira hanya 500 meter dari rumah tempat aku tinggal.Ups.. sampai lupa nii?? Namaku fifi lengkapnya Anisya Mufida, aku sekarang sedang duduk dikelas 6 SD Islam Darul Falah Bandung.
Teng teng teng.. bel sekolah sudah berbunyi, padahal aku baru sampai didepan pintu gerbang sekolah. Bergegas aku masuk dengan berlari sangat kencang ke ruang kelas VIA. Karena aku ingat kalu hari ini adalah hari Selasa. Hari dimana guru bahasa Inggris mengajar pada jam pertama. Namanya Pak. Puri, orangnya sangat tepat waktu dan galak menurutku saat itu.
“braakk!!@#$.... aduuuuh..” teriakku.
“heh.. kalau jalan liat-liat dong kamu” sahut Kaka.
“kamu itu yang salah.. jalan pakek dengkul” jawabku emosi.
Kamipun saling bertengkar, karena tabrakan itu. hingga akhirnya Pak Puri keluar dari ruang kelas dan akhirnya melerai kami.
“kenapa kalian ? sudah terlambat.. buat keributan juga, Kaka!! Kamu selalu saja membuat keonaran disekolah” kata Pak Puri.
Kami berdua hanya bisa tertunduk diam tanpa sepatah katapun keluar dari mulutku dan Kaka. Dan karena kejadian tadi, aku dan Kaka dihukum hormat kepada tiang bendera selama pelajaran Bahasa Inggris berlangsung.
“kaka, ini semua salahmu!!!” kataku geram sambil menangis karena aku takut dimarahi Pak Puri.
“dasar cengeng, bisanya cumak nangis dan nyalahin orang lain saja” kata Kaka.
Akupun kesal, dan dengan kejadian ini pula menambahkan kekesalanku dengan Kaka. Kaka adalah temanku satu sekolah, dia juga kelas enam sepertiku, namun kaka tidak satu kelas denganku. Kaka kelas VIB sedangkan aku VIA. Dia terkenal nakal& jahil disekolah. Aku sangat membencinya begitu pula dia. Karena sejak kelas empat aku sering sekali bertengkar dengan Kaka, dan berlanjut hingga sekarang.
Hari demi hari, Bulan demi bulanpun berlalu...
Hari ini hari senin, tepatnya tanggal 12 Februari. Hari ini adalah hari ulang tahunku. Mama membelikanku kue Ulang tahun untuk dibawa kesekolah dan merayakan bersama teman-teman satu kelas. Hari yang begitu indah bagiku. Ucapan ”Selamat Ulang Tahun Fifi” sepertinya tak henti-henti aku dengar, dan banyak sekali kado-kado indah dari temanku. Aku bahagia sekali hari ini.
“BYUUURRR...” terdengar suara air mengguyur seseorang didepan kelasku. Sepertinya anak kelas VIB. Sontak, teman-teman berhamburan keluar untuk melihatnya tak terkecuali aku.
“Ya Tuhan.... Va.. kenapa Kaka diguyur kayak gitu? Dia berbuat onar lagi ya? ” aku berteriak kaget saat bertanya pada Diva temanku.
“haha.. bukan Fi,.. soulmatemu itu kan lagi berulangtahun juga hari ini!!” jawab Diva meledekku.
“haaaa?? @#$ soulmate2 .. males banget punya soulmate kayak dia. dia beneran Ulang Tahunya sama kayak aku va??”
“namanya juga soulmate.. yaya dong sama.. hehe” canda Diva kepadaku.
“Aduh.. kenapa sih harus sama Ulang Tahun Kaka sama aku??” aku menggerutu dalam hati.
Aku dan Kaka ternyata lahir pada tanggal dan bulan yang sama, namun lebih tua Kaka 1 Tahun dari pada aku. Dan  menjadikanku sedikit agak kesal.
Teng teng teng.. bel pulangpun berbunyi, bergegas aku dan teman-temanku pulang. Dipertigaan pos dekat rumahku aku bertemu Kaka yang sedang basah kuyub karena guyuran air ulang tahunya tadi sekolah.
“gak pernah mandi ya??.. kok badanya basah kayak kodok abis nyebur di empang aja?” Ledekku
“enak aja,.. hari inikan hari spesial buat aku.. eh,, tapi denger-denger hari ini kamu juga berulang tahun ya?? Wah.. ikut-ikut aja kamu Putri Cengeng?” Sahut Kaka.
“apa kamu bilang?, Putri Cengeng? Dasar kamu kodok empang” jawabku kesal.
Dan karena kejadian itulah aku memanggil Kaka si “Kodok Empang” dan Kaka memanggilku dengan sebutan “Putri Cengeng”. Hingga rasanya kamipun tak pernah saling memanggil dengan nama asli kami.
Hari demi hari silih berganti.. dan tak terasa ujianpun semakin dekat didepan mata.
“Anak-anak kalian harus rajin-rajin belajar,karena sebentar lagi kalian akan segera menghadapi UASBN’‘
Sepertinya itu adalah kalimat yang sering Bapak/Ibuguru utarakan acapkali mau mengajar dikelas ataupun saat berpidato ketika upacara rutin berlangsung. Dan kalimat itu juga yang bisa membuat detak jantungku berdegup kencang.
Bel Istirahat berbunyi..
“Va.. ayok ke kantin, aku laper nih” ajaku pada Diva.
“Ayok Fi, aku juga lagi laper berat nih..” jawab Diva.
Dikantin aku bertemu Kaka....
“heh putri cengeng.. ikut-ikut aja kamu ini” Ejek Kaka
“siapa juga yang ikut-ikut .. dasar kodok empang!!” jawabku
“wah-wah.. sejak kapan kalian berdua punya sebutan seperti itu? wah.. jangan2 kalian berdua ada sesuatu?” Ledek Diva.
“kayaknya Div” tambah Rudi tman akrab Kaka.
Dan seperti biasa dikantinpun aku dan Kaka bertengkar hebat. Akhirnya kami berdua sepakat untuk berani taruhan. Taruhanya adalah aku dan Kaka saingan untuk mendapatkan nilai terbaik saat UASBN bulan depan. Bagi yang mendapat nilai yang lebih tinggi, hadiahnya adalah mentraktir makan diwarung Nasi uduk dan harus mau mengantar jemput sekolah selama 1 minggu dengan naik sepeda. Dan karena itu  juga sekarang aku dan Kaka belajar sangat giat. Kami berdua jadi sering sekali bertemu diperpustakaan, tapi tetap saja dengan wajah tanpa senyum. Sering menghabiskan soal-soal UASBN, semangat berangkat les, dan belajar semalaman sampai-sampai sering tertidur diatas bangku meja belajar.
Tak terasa Hari Ujian yang sangat mendebarkan itupun datang menghampiri ...
Dag dig dug.. huu.. detak jantung terasa sangat kencang saat akan memasuki ruang ujian. Aku dan kaka berada diruang yang terpisah. Tapi ruang kami berdua bersebelahan.
“siap gak kamu putri cengeng?” tanya si Kaka
“siap dong, emang kamu siap kodok empang?” tanyaku sinis.
“ya jelas, kaka dilawan” sahutnya
Kamipun masuk keruang ujian kami masing-masing. Setelah menerima pengarahan dari pengawas Ujian kami langsung berdo’a dengan khusyuk. Aku dan teman-teman merasa sangat takut, tapi lagi-lagi pengawas yang baik hati menenangkan hati kami semua agar tenang menghadapi ujian sekolah.
Tak terasa hari-hari ujian telah berlalu. Matematika, bahasa indonesia, dan IPA telah berlalu. Aku dan teman-temanpun bersorak kegirangan sejenak untuk melepas ketegangan. Kami semua belum sepenuhnya puas karena hasil ujian belum diketahui. Hari-hari pasca ujian kami gunakan untuk bercanda dan saling bercerita. Ada yang ingin melanjutkan sekolah keluar kota, dan tak sedikit yang tetap ingin berada di Bandung tercinta.
Hari yang ditunggu itupun datang..,
Semua murid kelas VI dikumpulkan di lapangan sekolah. Pengumuman akan segera diumumkan. Begitupula aku dan Kaka sangat menunggu detik-detik “nasib” kami berdua. Siapa yang kalah dan siapa yang akan memenangkannya.
“Fi, aku gemeteran nih..” bisik Diva kepadaku
“optimis Va.. pasti kita Lulus” jawabku untuk menenangkan Diva.
“nging... suara mik yang sumbang membuatku tambah gemeter aja nih” tambah Diva
Bu kepala sekolahpun datang...
“anak-anak  SD Islam Darul Falah dinyatakan Lulus 100%”  Bu kepsek mengumumkan.
Sontak semua murid bersorak penuh kegirangan.
“mohon perhatian, dan ibu akan memngumumkan siapa yang berhak mendapat hadiah yang ibu pegang ini” lanjut bu kepsek.
Dan ternyata nama Anisya Mufida dan Syauqi Kaka Adiansa berhak mendapatkan hadiah itu. karenajumlah  nilaiku dan Kaka sama : 27,12 namun beda nilai angka setiap mapel. Aku dan kaka terkejut. Namun diiringi tepuk tengan keras aku dan kaka maju, sekaligus diringi sorak teman-teman.
“wah mereka memang soulmet sejati” teman-teman saling sahut.
Hadiahnyapun kami ambil. Sesampainya pos pertigaan dekat rumah aku dan kaka membuka hadiah itu yang memang Cuma hanya ada satu. Setelah kami buka ternyata isinya 2 buah lampu belajar kembar namun beda warna. Ada hitam dan biru. Tentusaja aku memilih biru dan Kaka memilih warna Hitam.
“Putri cengeng.. jadi taruhanya gagal dong?..” tanya Kaka padaku
“ia nih kodok empang. Gag nyangka nilai kita bisa sama.” Jawabku sedikit bangga
“kamu tu yang ikut-ikut aku” sahut Kaka.
“dasar kodok empang” jawabku kesal
Kami berduapun pulang dengan perasaan sebal bercampur bahagia.
Seminggu berlalu...
Ijazah sudah ada ditangan, aku hari ini mau mendaftarkan diri di salah satu SMP Islam favorit di Bandung. Dan ternyata..
“heh kodok empang.. ngapain kamu disini??” tanyaku
“ya sekolah lah..” jawab Kaka
Ternyata Kaka dan aku lagi-lagi satu sekolah. Sebenarnya aku cukup kesal tapi ya sudahlah fikirku. Setelah beberapa minggu akhirnya kamipun diterima menjadi murid baru di sekolah baru kami.
Berjumpa dengan MOS...
Hari ini adalah hari pertamaku masuk sekolah baruku. Sekarang baju yang aku kenakanpun berbeda dari sebelumnya. Atasan putih bawahan rok panjang dengan warna biru dongker. Aku sedikit bangga memang, karena aku bukan lagi anak ingusan SD yang konyol. Paling tidak, naik satu level dibanding tahun kemaren.
Upacara pembukaan MOSpun berlangsung dengan khitmat. Setelah itu akan ada sesi pengarahan dan sesi Games dari kakak-kakak OSIS sekolah baruku. Bla.. bla.. bla.. pengarahan berlangsung sangat membosankan bagiku karena kaka-kakak OSISnya sangat menyebalkan. Semua berusaha membuat kita semua takut. Tapi tidak buat Fifi. Hehehe
Saat aku sedang asik duduk dibawah pohon sekolah, tiba-tiba datang cowok tinggi gagah dan...
“dek,enak banget duduk-duduk berteduh disini, siapa nama saya?” tanya salah satu kakak OSIS
“nama kakak? Ya gak tau lah kak..” jawabku sedikit kesal
“cepat cari tau nama saya, tanya sana ke kakak kelas..tak kasi waktu 5 menit” lanjut kakak OSIS
Lantas dengan perasaan kesal, akupun berusaha mencari tau. Dan akun harus waspada, mungkin ini adalah awal dari games kakak-kakak OSIS. Merayu, berjoget, lari, menyanyi huh.. banyak hal yang aku lakukan agar bisa mendapatkan nama kakak tengil yang tadi. Dan ahirnya ada kakak baik yang berbaik hati memberi tahun aku...
“dek,namanya Kak Nuno, dia emang kayak gitu, kak Nuno itu wakil ketua OSIS disini” kata kakak OSIS yang baik tadi
“oh... gitu ya kak, pantesan? Nama kakak siapa? Saya Fifi kak” jawabku sambil memberikan tangan untuk berjabat tangan.
“panggil saja kak Isma” lanjut kak Isma
Setelah berbicara panjang lebar, ternyata kak Isma adalahseorang  Ketua OSIS cewek. Wah.. aku salut banget sama kak Isma. Udah cantik, baik, pinter, hebat lagi. Gak kayak kak Nuno tengil itu. Dan akhirnyapun aku berhasil menjalani tantangan itu.
Aku bergegas menghampiri kak Nuno ditempat tadi...
“kak Nuno kan??” kataku sedikit ngeledek
“telat 1 menit, sekarang cari anak yang bulan dan tanggal lahirnya sama kayak kamu, dan bawa dia kemari, 5 menit” sahut kak Nuno dengan wajah tanpa ekspresi alias TAPRES.
Akupun kesal sekali ditambah bingung tujuh keliling. Tapi hanya 1 difikiranku. Yah.. Kaka hanya Kaka yang tanggal dan bulan kelahiranya sama denganku. Tapi aku gengsilah, masak aku mau ngemis-ngemis didepan si kodok empang itu. tapi gag ada pilihan lain waktu mepet, sebentar lagi pasti Kak Nuno tangil itu mengeluarkan jurus selanjutnya.
Akupun segera mencari Kaka ...
“aduh.. Kaka kodok empang itu dimana sih, oh... itu dia?” gerutuku dalam hati.
“heh kodok empang.. ” teriakku keras pada Kaka.
“kenapa putri cengeng??” jawabnya sinis.
“em.. e... em.. eee.. bis..” lanjutku terbata-bata.
“a em a em.. bisa ngomong gak sih..” sela Kaka.
Dan akhirnya dengan nada memelas “acting” aku coba memberitahu Kaka. Tapi Kaka malah menertawakanku.
“ok, putri cengeng, aku mau tapi dengan satu syarat” jawab Kaka dengan tengil.
“apa syaratnya?” lanjutku.
“kamu harus mau menjemput aku acapkali akan berangkat sekolah selama 1 minggu, eits.. 2 minggu, tentunya dengan naik sepeda” pinta Kaka.
“haa?? Enak bener kamu Kodok, padahal akukan..” lanjutnya
“kalau gak mau ya sudah..” potong Kaka.
Dan dengan unsur keterpaksaan akupun menyetujui persyaratan yang konyol itu. lalu aku dan Kaka menemui Kak Nuno. Setelah aku membawa Kaka tiba-tiba
“priiiiiiiittt....”  kak Nuno meniup peluit yang tengah dikalunginya.
“Wah pasti ada yang tidak beres” gumamku dalam hati.
Ternyata semua anak baru berkumpul membentuk lingkaran mengelilingiku. Akupun malu setengah mati. Dan dengan bangganya semua kakak-kakak OSIS masuk kelingkaran. Dan semuanya seperti sudah merencanakan semua ini. Aku dan Kaka dikerjain habis-habisan oleh kakak-kakak OSIS. Disuruh acting jadi romeo dan julietlah, nyayi, joget. Aduh, mungkin sampai-sampai semua anak baru kenal dengan aku dan Kaka.
Jam menunjukkan pukul 12.00, pertanda MOS hari pertama telah usai. Aku bergegas pulang dengan perasaan campur aduk.
Sesampainya dirumah ...
“dred dred dred” hand phoneku getar pertanda ada message.
“Akupun membukanya, wah ada nomor baru nih, siapa ya?” batinku
Setelah aku buka ternyata dari Kaka.isinya : “heh dasar kamu putri cengeng nyebelin, aku malu berat gara-gara kamu. Pokoknya syaratnya diperpanjang selama 3 minggu. Kaka” yah semakin berat aja nih. Aku hanya membalas SMS dari Kaka dengan : “ihhh.. dasar kodok empang”
Pagipun datang kembali...
Pagi sekolah yang cukup menyebalkan bagiku, karena aku harus menjemput Kaka si empang kodok.
“kodok.. cepat kodok sudah hampir telat ini...” teriakku pada Kaka.
Kaka naik diboncengan sepedah silverku. Sesampainya disekolah teman-teman baruku menyoraki aku dan kaka. Aku juga heran kenapa mereka menyorakiku.
“ceile... yang soulmatean niye...seharusnya Fifi yang dibonceng, bukan kaka” ucap salah seorang temanku.
Sontak.. kaka langsung turun dari boncengan dan lari menuju kelasnya. Dan akupun pergi ke parkiran untuk meletakkan sepedaku.
Hari demi haripun berlalu ... akhirnya aku dan teman-teman baruku sah menjadi siswa siswi SMP Islam Bandung. Setelah itu pengumuman penentuan kelas ditempelkan. Aku berdesakan melihatnya
“alhamdulillah..” kataku
“kenapa Fi?” tanya Ula teman baruku heran.
“hehe.. gak papa Ul” jawabku agak sedikit malu.
Aku bersyukur karena namaku dan nama kaka tidak tercantum pada lembar kertas yang sama. Anisya Mufida masuk dikelas VIIA , dan Syauqi Kaka Adiansa tercantum dikelas VIID. Akupun memasuki kelas baruku yang nyaman, aku duduk tepat dua baris dari belakang.
“dred dred dred” Hpku bergetar. “ si putri cengeng yang tengil, persyaratan kemaren dibatalkan, tapi persyaratan berganti kamu harus mengerjakan tugas-tugas sekolahku. Titik tanpa koma” pesan dari kaka membuatku kesal. Tapi aku juga tidak bisa berkutik. Aku juga tidak mau harus berboncengan dengan Kaka si kodok empang.
Hari demi hari sekolahku mulai berjalan dengan lancar. Meskipun ada satu hal yang membuat aku kesal, yakni aku harus mengerjakan semua PR Kaka tiga minggu penuh.
3 minggu itupun berakhir. Lega rasanya lepas dari Kaka. Dan akhirnya hari-hari yang kujalani terasa nyaman dan mengasyikkan. Karena pertama aku jarang sekali bertemu Kaka, kedua aku mendapatkan teman-teman yang beraneka ragam dikelas, dan ketiga karena aku aktif di OSIS jadi aku semakin dekat dengan kak Nuno. Ternyata kalau sudah kenal kak Nuno, dia jauuuuhhh... banget bedanya sama pertama aku dikerjain sama kak Nuno di acara MOS. Kak Nuno juga sudah minta maaf denganku. Aku senang sekali teman. Tapi  hubunganku dengan kak Nuno hanya sebatas partner OSIS.Namun tak jarang aku dan Nuno sms-an sekadar untuk sharing. Dan masalah kaka hanya tinggal kenangan konyol buatku. hehehe
Hari bergulir, Bulan berganti dan tahunpun ikut berganti. Pertanda aku harus naik ke kelas VIII.
Semua kelas di rolling. Akupun masuk ke kelas VIIIA, tapi .. . .
“lo lo lo... kenapa kamu masuk ke kelasku kodok empang??” tanyaku tengil pada Kaka.
“kelasmu?? Enak aja? Kelasku tauk!!2@#$” sahut Kaka.
Dan memang benar ternyata Kaka dan aku bertemu lagi dalam satu kelas.
“Aduh ... perang dunia ke dua di mulai” gerutuku dalam hati.
Meski satu kelas aku dan Kaka bertempat duduk sangat berjauhan. Kaka berada di pojok kelas dengan Diko temanya, sedang aku berada di bangku kedua dari depan dan baris ketiga dari samping kanan.
Hari hari sekolah berlangsung seperti bias. Namun entah mengapa kekesalanku teramat sangat luar biasa. Entah mengapa aku juga tidak tahu. Tapi mungkin terlalu konyol jika alasan ini aku utarakan. Aku membenci Kaka karena pertama, kaka sering memainkan hati perempuan alias playboy, kedua Kaka sering eskip dan jarang masuk sekolah, ketiga Kaka bertambah nakal, mungkin kenakalan Kaka karena Kaka bergaul dengan orang yang salah di keseharianya. Meskipun sekarang aku dan Kaka satu kelas, hampir tidak pernah Kaka menyapaku saat bersimpangan jalan, atau sekedar mengejekku dengan sebutan Si Putri Cengeng yang tengil.
Suatu hari di Perpustakaan sekolah...
“hai Fifi.. gimana surat undanganya buat tamu acara besok??” tanya kak Nuno kepadaku.




# gue postingin ini soalnyague bingung. Kok nggak kelar2 nih cerita gue. Ada yang mau beri saran atau mau ngelanjutin. :D
Greets: easy going from me .....











Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jumat, 20 Juli 2012

diatas kertas anganku [gak ada endingnya]


Diatas kertas anganku
Kukkuruyuk... suara si ajik terdengar begitu sumbang pagi ini. Yah ajik adalah ayam jago kesayangan ayahku. Hingga akupun merasa risih mendengarnya. Lantas akupun bergegas bangun dari atas badcover tempat aku tidur setiap hari. Kupakai sendal mickymouse kesayanganku sebagai alas kaki buat aku berjalan menuju kamar mandi. Lantas akupun masuk ke kamar mandi untuk mandi.
“mah.. ambilin handuk fifi dijemuran luar..” kataku berteriak
“ ia nak.. bentar.., kamu itu selalu saja seperti itu” sahut mamaku agak sedikit kesal
Setelah selesai mandi akupun segera mengenakan baju seragam. Atas putih dengan bawahan rok merah panjang lengkap dengan dasi dan topi.
“mang, sepeda fifi udah siap?” tanyaku pada mamang Asep. Mamang asep adalah tukang kebun yang memang sudah lama bekerja dirumahku.
“ia neng.. ini sudah mamang siapkan” jawab mang Asep.
Yah.. dengan sepeda inilah aku berangkat ke sekolah, karena memang letak sekolahku tak jauh dari sekolah. Kira-kira hanya 500 meter dari rumah tempat aku tinggal.Ups.. sampai lupa nii?? Namaku fifi lengkapnya Anisya Mufida, aku sekarang sedang duduk dikelas 6 SD Islam Darul Falah Bandung.
Teng teng teng.. bel sekolah sudah berbunyi, padahal aku baru sampai didepan pintu gerbang sekolah. Bergegas aku masuk dengan berlari sangat kencang ke ruang kelas VIA. Karena aku ingat kalu hari ini adalah hari Selasa. Hari dimana guru bahasa Inggris mengajar pada jam pertama. Namanya Pak. Puri, orangnya sangat tepat waktu dan galak menurutku saat itu.
“braakk!!@#$.... aduuuuh..” teriakku.
“heh.. kalau jalan liat-liat dong kamu” sahut Kaka.
“kamu itu yang salah.. jalan pakek dengkul” jawabku emosi.
Kamipun saling bertengkar, karena tabrakan itu. hingga akhirnya Pak Puri keluar dari ruang kelas dan akhirnya melerai kami.
“kenapa kalian ? sudah terlambat.. buat keributan juga, Kaka!! Kamu selalu saja membuat keonaran disekolah” kata Pak Puri.
Kami berdua hanya bisa tertunduk diam tanpa sepatah katapun keluar dari mulutku dan Kaka. Dan karena kejadian tadi, aku dan Kaka dihukum hormat kepada tiang bendera selama pelajaran Bahasa Inggris berlangsung.
“kaka, ini semua salahmu!!!” kataku geram sambil menangis karena aku takut dimarahi Pak Puri.
“dasar cengeng, bisanya cumak nangis dan nyalahin orang lain saja” kata Kaka.
Akupun kesal, dan dengan kejadian ini pula menambahkan kekesalanku dengan Kaka. Kaka adalah temanku satu sekolah, dia juga kelas enam sepertiku, namun kaka tidak satu kelas denganku. Kaka kelas VIB sedangkan aku VIA. Dia terkenal nakal& jahil disekolah. Aku sangat membencinya begitu pula dia. Karena sejak kelas empat aku sering sekali bertengkar dengan Kaka, dan berlanjut hingga sekarang.
Hari demi hari, Bulan demi bulanpun berlalu...
Hari ini hari senin, tepatnya tanggal 12 Februari. Hari ini adalah hari ulang tahunku. Mama membelikanku kue Ulang tahun untuk dibawa kesekolah dan merayakan bersama teman-teman satu kelas. Hari yang begitu indah bagiku. Ucapan ”Selamat Ulang Tahun Fifi” sepertinya tak henti-henti aku dengar, dan banyak sekali kado-kado indah dari temanku. Aku bahagia sekali hari ini.
“BYUUURRR...” terdengar suara air mengguyur seseorang didepan kelasku. Sepertinya anak kelas VIB. Sontak, teman-teman berhamburan keluar untuk melihatnya tak terkecuali aku.
“Ya Tuhan.... Va.. kenapa Kaka diguyur kayak gitu? Dia berbuat onar lagi ya? ” aku berteriak kaget saat bertanya pada Diva temanku.
“haha.. bukan Fi,.. soulmatemu itu kan lagi berulangtahun juga hari ini!!” jawab Diva meledekku.
“haaaa?? @#$ soulmate2 .. males banget punya soulmate kayak dia. dia beneran Ulang Tahunya sama kayak aku va??”
“namanya juga soulmate.. yaya dong sama.. hehe” canda Diva kepadaku.
“Aduh.. kenapa sih harus sama Ulang Tahun Kaka sama aku??” aku menggerutu dalam hati.
Aku dan Kaka ternyata lahir pada tanggal dan bulan yang sama, namun lebih tua Kaka 1 Tahun dari pada aku. Dan  menjadikanku sedikit agak kesal.
Teng teng teng.. bel pulangpun berbunyi, bergegas aku dan teman-temanku pulang. Dipertigaan pos dekat rumahku aku bertemu Kaka yang sedang basah kuyub karena guyuran air ulang tahunya tadi sekolah.
“gak pernah mandi ya??.. kok badanya basah kayak kodok abis nyebur di empang aja?” Ledekku
“enak aja,.. hari inikan hari spesial buat aku.. eh,, tapi denger-denger hari ini kamu juga berulang tahun ya?? Wah.. ikut-ikut aja kamu Putri Cengeng?” Sahut Kaka.
“apa kamu bilang?, Putri Cengeng? Dasar kamu kodok empang” jawabku kesal.
Dan karena kejadian itulah aku memanggil Kaka si “Kodok Empang” dan Kaka memanggilku dengan sebutan “Putri Cengeng”. Hingga rasanya kamipun tak pernah saling memanggil dengan nama asli kami.
Hari demi hari silih berganti.. dan tak terasa ujianpun semakin dekat didepan mata.
“Anak-anak kalian harus rajin-rajin belajar,karena sebentar lagi kalian akan segera menghadapi UASBN’‘
Sepertinya itu adalah kalimat yang sering Bapak/Ibuguru utarakan acapkali mau mengajar dikelas ataupun saat berpidato ketika upacara rutin berlangsung. Dan kalimat itu juga yang bisa membuat detak jantungku berdegup kencang.
Bel Istirahat berbunyi..
“Va.. ayok ke kantin, aku laper nih” ajaku pada Diva.
“Ayok Fi, aku juga lagi laper berat nih..” jawab Diva.
Dikantin aku bertemu Kaka....
“heh putri cengeng.. ikut-ikut aja kamu ini” Ejek Kaka
“siapa juga yang ikut-ikut .. dasar kodok empang!!” jawabku
“wah-wah.. sejak kapan kalian berdua punya sebutan seperti itu? wah.. jangan2 kalian berdua ada sesuatu?” Ledek Diva.
“kayaknya Div” tambah Rudi tman akrab Kaka.
Dan seperti biasa dikantinpun aku dan Kaka bertengkar hebat. Akhirnya kami berdua sepakat untuk berani taruhan. Taruhanya adalah aku dan Kaka saingan untuk mendapatkan nilai terbaik saat UASBN bulan depan. Bagi yang mendapat nilai yang lebih tinggi, hadiahnya adalah mentraktir makan diwarung Nasi uduk dan harus mau mengantar jemput sekolah selama 1 minggu dengan naik sepeda. Dan karena itu  juga sekarang aku dan Kaka belajar sangat giat. Kami berdua jadi sering sekali bertemu diperpustakaan, tapi tetap saja dengan wajah tanpa senyum. Sering menghabiskan soal-soal UASBN, semangat berangkat les, dan belajar semalaman sampai-sampai sering tertidur diatas bangku meja belajar.
Tak terasa Hari Ujian yang sangat mendebarkan itupun datang menghampiri ...
Dag dig dug.. huu.. detak jantung terasa sangat kencang saat akan memasuki ruang ujian. Aku dan kaka berada diruang yang terpisah. Tapi ruang kami berdua bersebelahan.
“siap gak kamu putri cengeng?” tanya si Kaka
“siap dong, emang kamu siap kodok empang?” tanyaku sinis.
“ya jelas, kaka dilawan” sahutnya
Kamipun masuk keruang ujian kami masing-masing. Setelah menerima pengarahan dari pengawas Ujian kami langsung berdo’a dengan khusyuk. Aku dan teman-teman merasa sangat takut, tapi lagi-lagi pengawas yang baik hati menenangkan hati kami semua agar tenang menghadapi ujian sekolah.
Tak terasa hari-hari ujian telah berlalu. Matematika, bahasa indonesia, dan IPA telah berlalu. Aku dan teman-temanpun bersorak kegirangan sejenak untuk melepas ketegangan. Kami semua belum sepenuhnya puas karena hasil ujian belum diketahui. Hari-hari pasca ujian kami gunakan untuk bercanda dan saling bercerita. Ada yang ingin melanjutkan sekolah keluar kota, dan tak sedikit yang tetap ingin berada di Bandung tercinta.
Hari yang ditunggu itupun datang..,
Semua murid kelas VI dikumpulkan di lapangan sekolah. Pengumuman akan segera diumumkan. Begitupula aku dan Kaka sangat menunggu detik-detik “nasib” kami berdua. Siapa yang kalah dan siapa yang akan memenangkannya.
“Fi, aku gemeteran nih..” bisik Diva kepadaku
“optimis Va.. pasti kita Lulus” jawabku untuk menenangkan Diva.
“nging... suara mik yang sumbang membuatku tambah gemeter aja nih” tambah Diva
Bu kepala sekolahpun datang...
“anak-anak  SD Islam Darul Falah dinyatakan Lulus 100%”  Bu kepsek mengumumkan.
Sontak semua murid bersorak penuh kegirangan.
“mohon perhatian, dan ibu akan memngumumkan siapa yang berhak mendapat hadiah yang ibu pegang ini” lanjut bu kepsek.
Dan ternyata nama Anisya Mufida dan Syauqi Kaka Adiansa berhak mendapatkan hadiah itu. karenajumlah  nilaiku dan Kaka sama : 27,12 namun beda nilai angka setiap mapel. Aku dan kaka terkejut. Namun diiringi tepuk tengan keras aku dan kaka maju, sekaligus diringi sorak teman-teman.
“wah mereka memang soulmet sejati” teman-teman saling sahut.
Hadiahnyapun kami ambil. Sesampainya pos pertigaan dekat rumah aku dan kaka membuka hadiah itu yang memang Cuma hanya ada satu. Setelah kami buka ternyata isinya 2 buah lampu belajar kembar namun beda warna. Ada hitam dan biru. Tentusaja aku memilih biru dan Kaka memilih warna Hitam.
“Putri cengeng.. jadi taruhanya gagal dong?..” tanya Kaka padaku
“ia nih kodok empang. Gag nyangka nilai kita bisa sama.” Jawabku sedikit bangga
“kamu tu yang ikut-ikut aku” sahut Kaka.
“dasar kodok empang” jawabku kesal
Kami berduapun pulang dengan perasaan sebal bercampur bahagia.
Seminggu berlalu...
Ijazah sudah ada ditangan, aku hari ini mau mendaftarkan diri di salah satu SMP Islam favorit di Bandung. Dan ternyata..
“heh kodok empang.. ngapain kamu disini??” tanyaku
“ya sekolah lah..” jawab Kaka
Ternyata Kaka dan aku lagi-lagi satu sekolah. Sebenarnya aku cukup kesal tapi ya sudahlah fikirku. Setelah beberapa minggu akhirnya kamipun diterima menjadi murid baru di sekolah baru kami.
Berjumpa dengan MOS...
Hari ini adalah hari pertamaku masuk sekolah baruku. Sekarang baju yang aku kenakanpun berbeda dari sebelumnya. Atasan putih bawahan rok panjang dengan warna biru dongker. Aku sedikit bangga memang, karena aku bukan lagi anak ingusan SD yang konyol. Paling tidak, naik satu level dibanding tahun kemaren.
Upacara pembukaan MOSpun berlangsung dengan khitmat. Setelah itu akan ada sesi pengarahan dan sesi Games dari kakak-kakak OSIS sekolah baruku. Bla.. bla.. bla.. pengarahan berlangsung sangat membosankan bagiku karena kaka-kakak OSISnya sangat menyebalkan. Semua berusaha membuat kita semua takut. Tapi tidak buat Fifi. Hehehe
Saat aku sedang asik duduk dibawah pohon sekolah, tiba-tiba datang cowok tinggi gagah dan...
“dek,enak banget duduk-duduk berteduh disini, siapa nama saya?” tanya salah satu kakak OSIS
“nama kakak? Ya gak tau lah kak..” jawabku sedikit kesal
“cepat cari tau nama saya, tanya sana ke kakak kelas..tak kasi waktu 5 menit” lanjut kakak OSIS
Lantas dengan perasaan kesal, akupun berusaha mencari tau. Dan akun harus waspada, mungkin ini adalah awal dari games kakak-kakak OSIS. Merayu, berjoget, lari, menyanyi huh.. banyak hal yang aku lakukan agar bisa mendapatkan nama kakak tengil yang tadi. Dan ahirnya ada kakak baik yang berbaik hati memberi tahun aku...
“dek,namanya Kak Nuno, dia emang kayak gitu, kak Nuno itu wakil ketua OSIS disini” kata kakak OSIS yang baik tadi
“oh... gitu ya kak, pantesan? Nama kakak siapa? Saya Fifi kak” jawabku sambil memberikan tangan untuk berjabat tangan.
“panggil saja kak Isma” lanjut kak Isma
Setelah berbicara panjang lebar, ternyata kak Isma adalahseorang  Ketua OSIS cewek. Wah.. aku salut banget sama kak Isma. Udah cantik, baik, pinter, hebat lagi. Gak kayak kak Nuno tengil itu. Dan akhirnyapun aku berhasil menjalani tantangan itu.
Aku bergegas menghampiri kak Nuno ditempat tadi...
“kak Nuno kan??” kataku sedikit ngeledek
“telat 1 menit, sekarang cari anak yang bulan dan tanggal lahirnya sama kayak kamu, dan bawa dia kemari, 5 menit” sahut kak Nuno dengan wajah tanpa ekspresi alias TAPRES.
Akupun kesal sekali ditambah bingung tujuh keliling. Tapi hanya 1 difikiranku. Yah.. Kaka hanya Kaka yang tanggal dan bulan kelahiranya sama denganku. Tapi aku gengsilah, masak aku mau ngemis-ngemis didepan si kodok empang itu. tapi gag ada pilihan lain waktu mepet, sebentar lagi pasti Kak Nuno tangil itu mengeluarkan jurus selanjutnya.
Akupun segera mencari Kaka ...
“aduh.. Kaka kodok empang itu dimana sih, oh... itu dia?” gerutuku dalam hati.
“heh kodok empang.. ” teriakku keras pada Kaka.
“kenapa putri cengeng??” jawabnya sinis.
“em.. e... em.. eee.. bis..” lanjutku terbata-bata.
“a em a em.. bisa ngomong gak sih..” sela Kaka.
Dan akhirnya dengan nada memelas “acting” aku coba memberitahu Kaka. Tapi Kaka malah menertawakanku.
“ok, putri cengeng, aku mau tapi dengan satu syarat” jawab Kaka dengan tengil.
“apa syaratnya?” lanjutku.
“kamu harus mau menjemput aku acapkali akan berangkat sekolah selama 1 minggu, eits.. 2 minggu, tentunya dengan naik sepeda” pinta Kaka.
“haa?? Enak bener kamu Kodok, padahal akukan..” lanjutnya
“kalau gak mau ya sudah..” potong Kaka.
Dan dengan unsur keterpaksaan akupun menyetujui persyaratan yang konyol itu. lalu aku dan Kaka menemui Kak Nuno. Setelah aku membawa Kaka tiba-tiba
“priiiiiiiittt....”  kak Nuno meniup peluit yang tengah dikalunginya.
“Wah pasti ada yang tidak beres” gumamku dalam hati.
Ternyata semua anak baru berkumpul membentuk lingkaran mengelilingiku. Akupun malu setengah mati. Dan dengan bangganya semua kakak-kakak OSIS masuk kelingkaran. Dan semuanya seperti sudah merencanakan semua ini. Aku dan Kaka dikerjain habis-habisan oleh kakak-kakak OSIS. Disuruh acting jadi romeo dan julietlah, nyayi, joget. Aduh, mungkin sampai-sampai semua anak baru kenal dengan aku dan Kaka.
Jam menunjukkan pukul 12.00, pertanda MOS hari pertama telah usai. Aku bergegas pulang dengan perasaan campur aduk.
Sesampainya dirumah ...
“dred dred dred” hand phoneku getar pertanda ada message.
“Akupun membukanya, wah ada nomor baru nih, siapa ya?” batinku
Setelah aku buka ternyata dari Kaka.isinya : “heh dasar kamu putri cengeng nyebelin, aku malu berat gara-gara kamu. Pokoknya syaratnya diperpanjang selama 3 minggu. Kaka” yah semakin berat aja nih. Aku hanya membalas SMS dari Kaka dengan : “ihhh.. dasar kodok empang”
Pagipun datang kembali...
Pagi sekolah yang cukup menyebalkan bagiku, karena aku harus menjemput Kaka si empang kodok.
“kodok.. cepat kodok sudah hampir telat ini...” teriakku pada Kaka.
Kaka naik diboncengan sepedah silverku. Sesampainya disekolah teman-teman baruku menyoraki aku dan kaka. Aku juga heran kenapa mereka menyorakiku.
“ceile... yang soulmatean niye...seharusnya Fifi yang dibonceng, bukan kaka” ucap salah seorang temanku.
Sontak.. kaka langsung turun dari boncengan dan lari menuju kelasnya. Dan akupun pergi ke parkiran untuk meletakkan sepedaku.
Hari demi haripun berlalu ... akhirnya aku dan teman-teman baruku sah menjadi siswa siswi SMP Islam Bandung. Setelah itu pengumuman penentuan kelas ditempelkan. Aku berdesakan melihatnya
“alhamdulillah..” kataku
“kenapa Fi?” tanya Ula teman baruku heran.
“hehe.. gak papa Ul” jawabku agak sedikit malu.
Aku bersyukur karena namaku dan nama kaka tidak tercantum pada lembar kertas yang sama. Anisya Mufida masuk dikelas VIIA , dan Syauqi Kaka Adiansa tercantum dikelas VIID. Akupun memasuki kelas baruku yang nyaman, aku duduk tepat dua baris dari belakang.
“dred dred dred” Hpku bergetar. “ si putri cengeng yang tengil, persyaratan kemaren dibatalkan, tapi persyaratan berganti kamu harus mengerjakan tugas-tugas sekolahku. Titik tanpa koma” pesan dari kaka membuatku kesal. Tapi aku juga tidak bisa berkutik. Aku juga tidak mau harus berboncengan dengan Kaka si kodok empang.
Hari demi hari sekolahku mulai berjalan dengan lancar. Meskipun ada satu hal yang membuat aku kesal, yakni aku harus mengerjakan semua PR Kaka tiga minggu penuh.
3 minggu itupun berakhir. Lega rasanya lepas dari Kaka. Dan akhirnya hari-hari yang kujalani terasa nyaman dan mengasyikkan. Karena pertama aku jarang sekali bertemu Kaka, kedua aku mendapatkan teman-teman yang beraneka ragam dikelas, dan ketiga karena aku aktif di OSIS jadi aku semakin dekat dengan kak Nuno. Ternyata kalau sudah kenal kak Nuno, dia jauuuuhhh... banget bedanya sama pertama aku dikerjain sama kak Nuno di acara MOS. Kak Nuno juga sudah minta maaf denganku. Aku senang sekali teman. Tapi  hubunganku dengan kak Nuno hanya sebatas partner OSIS.Namun tak jarang aku dan Nuno sms-an sekadar untuk sharing. Dan masalah kaka hanya tinggal kenangan konyol buatku. hehehe
Hari bergulir, Bulan berganti dan tahunpun ikut berganti. Pertanda aku harus naik ke kelas VIII.
Semua kelas di rolling. Akupun masuk ke kelas VIIIA, tapi .. . .
“lo lo lo... kenapa kamu masuk ke kelasku kodok empang??” tanyaku tengil pada Kaka.
“kelasmu?? Enak aja? Kelasku tauk!!2@#$” sahut Kaka.
Dan memang benar ternyata Kaka dan aku bertemu lagi dalam satu kelas.
“Aduh ... perang dunia ke dua di mulai” gerutuku dalam hati.
Meski satu kelas aku dan Kaka bertempat duduk sangat berjauhan. Kaka berada di pojok kelas dengan Diko temanya, sedang aku berada di bangku kedua dari depan dan baris ketiga dari samping kanan.
Hari hari sekolah berlangsung seperti bias. Namun entah mengapa kekesalanku teramat sangat luar biasa. Entah mengapa aku juga tidak tahu. Tapi mungkin terlalu konyol jika alasan ini aku utarakan. Aku membenci Kaka karena pertama, kaka sering memainkan hati perempuan alias playboy, kedua Kaka sering eskip dan jarang masuk sekolah, ketiga Kaka bertambah nakal, mungkin kenakalan Kaka karena Kaka bergaul dengan orang yang salah di keseharianya. Meskipun sekarang aku dan Kaka satu kelas, hampir tidak pernah Kaka menyapaku saat bersimpangan jalan, atau sekedar mengejekku dengan sebutan Si Putri Cengeng yang tengil.
Suatu hari di Perpustakaan sekolah...
“hai Fifi.. gimana surat undanganya buat tamu acara besok??” tanya kak Nuno kepadaku.




# gue postingin ini soalnyague bingung. Kok nggak kelar2 nih cerita gue. Ada yang mau beri saran atau mau ngelanjutin. :D
Greets: easy going from me .....











Tidak ada komentar:

Posting Komentar