gelap malam hari ini menemani kecamuk dalam jiwaku
tak dingin seperti biasanya memang
tapi tetap saja risaunya seperti malam sebelumnya
seperti kopi, pahit tak berasa tanpa gula
mungkin aku lelah
atau mungkin aku tak bersyukur (lagi)
seperti semua panah membidikku
menghadapi dua kecaman dunia yang teramat menyakitkan
ada jiwa yang lelah disini
ada jiwa yang sangat meindukan butiran cinta haqiqi
aku tak tau mengapa hari ini begitu berat fikiranku
menambah kisah - kisah yang entah kenapa aku sekarang rancu
aku tak faham mengapa ini harus ada
aku bingung mengapa aku up down seperti ini
sepertinya ada jiwa - jiwa yang berceceran
yang berserakan
terlaru berserakan hingga perlu kerja keras untuk menyusunya
mungkin karena hari ini belum bermurottal,
atau karena aku terlalu sibuk dengan urusan dunia
duhai Allah yang kurindu, skenarioMu selalu indah
seharusnya aku selalu ingat itu,
tapi kenapa aku selalu melupakan itu
akupun merasa jauh dari kata baik, apalagi sempurna
Rabu, 17 September 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Rabu, 17 September 2014
Seharusnya
gelap malam hari ini menemani kecamuk dalam jiwaku
tak dingin seperti biasanya memang
tapi tetap saja risaunya seperti malam sebelumnya
seperti kopi, pahit tak berasa tanpa gula
mungkin aku lelah
atau mungkin aku tak bersyukur (lagi)
seperti semua panah membidikku
menghadapi dua kecaman dunia yang teramat menyakitkan
ada jiwa yang lelah disini
ada jiwa yang sangat meindukan butiran cinta haqiqi
aku tak tau mengapa hari ini begitu berat fikiranku
menambah kisah - kisah yang entah kenapa aku sekarang rancu
aku tak faham mengapa ini harus ada
aku bingung mengapa aku up down seperti ini
sepertinya ada jiwa - jiwa yang berceceran
yang berserakan
terlaru berserakan hingga perlu kerja keras untuk menyusunya
mungkin karena hari ini belum bermurottal,
atau karena aku terlalu sibuk dengan urusan dunia
duhai Allah yang kurindu, skenarioMu selalu indah
seharusnya aku selalu ingat itu,
tapi kenapa aku selalu melupakan itu
akupun merasa jauh dari kata baik, apalagi sempurna
tak dingin seperti biasanya memang
tapi tetap saja risaunya seperti malam sebelumnya
seperti kopi, pahit tak berasa tanpa gula
mungkin aku lelah
atau mungkin aku tak bersyukur (lagi)
seperti semua panah membidikku
menghadapi dua kecaman dunia yang teramat menyakitkan
ada jiwa yang lelah disini
ada jiwa yang sangat meindukan butiran cinta haqiqi
aku tak tau mengapa hari ini begitu berat fikiranku
menambah kisah - kisah yang entah kenapa aku sekarang rancu
aku tak faham mengapa ini harus ada
aku bingung mengapa aku up down seperti ini
sepertinya ada jiwa - jiwa yang berceceran
yang berserakan
terlaru berserakan hingga perlu kerja keras untuk menyusunya
mungkin karena hari ini belum bermurottal,
atau karena aku terlalu sibuk dengan urusan dunia
duhai Allah yang kurindu, skenarioMu selalu indah
seharusnya aku selalu ingat itu,
tapi kenapa aku selalu melupakan itu
akupun merasa jauh dari kata baik, apalagi sempurna
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar